Abah H. Sahid Tegaskan “Al-Bahjah Patriotik yang Siap Meneruskan Perjuangan Para Pahlawan”

Cijedil-Upacara detik-detik Proklamasi ke-79 LPD Al-Bahjah digelar dengan hidmat. Seluruh elemen LPD Al-Bahjah Cianjur baik pihak Yayasan, Sesepuh, Para Asatidz, Para Pejuang, Santri berbagai jenjang dan program, Wali Satri, hingga para pekerja proyek pembangunan LPD Al-Bahjah Cianjur larut dalam suasana kebangsaan yaitu dalam upacara detik-detik proklamasi.
Sabtu 11 Safar bertepatan dengan 17 Agustus 2024 lapangan utama LPD Al-Bahjah Cianjur dipenuhi seluruh peserta upacara yang dengan kompak memakai seragam terbaik. Terlihat pula barisan santri pilihan yang tergabung salam kelompok Paskibra Al-Bahjah bersiap mengibarkan Sang Merah Putih dengan bangga setelah melalui proses seleksi dan pemusatan latihan selama dua pekan. Upacara berlangsung setiap tahapan dengan hidmat hingga tiba dalam sesi penyampaian amanat yang disampaiakan oleh inspektur upacara.


Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Kepala Yayasan LPD Al-Bahjah Cianjur yaitu Abah drh. H. Sahid, M.H atau yang akrab disapa Abah H. Sahid. Dalam penyampaian amanat beliau menegaskan bahwa momentum 17 Agustus menjadi bukti bahwa Al-Bahjah di bawah asuhan Guru Mulia Buya Yahya adalah patriotis yang siap melanjutkan perjuangan para pahlawan pendahulu bangsa. “Ini membuktikan bahwa Guru Mulia memiliki komitmen terhadap NKRI harga mati” ujarnya.


Momentum upacara menjadi waktu yang tepat untuk muhasabah diri kita bagaimana para pejuang-pejuang yang juga mengemban status sebagai ulama bisa turut andil dalam perjuangan, hal ini harus direnungkan juga oleh para santri bahwa selain mereka mempelajari ilmu agama juga harus siap mengisi kemerdekaan dengan menjaga umat dan bangsa dari pengaruh buruk perkembangan zaman.


Abah H. Sahid juga menyampaikan bahwa selain bersyukur terhadap kemerdekaan kita juga harus berpikir bagaimana mengisi kemerdekaan. Di tengah era digital di mana penjajahan bergeser dari kolonialisme fisik menjadi penjajahan ideologi. Oleh karenanya pesantren harus penjadi motor garda terdepan menghadapi penjajahan ideologi dan dampak negatif dari perkembangan dunia digital (fdl)





